SURAT DARI BANDUNG
—buat
Wieteke van Dort
Hallo, Nyonya.
Seorang
perempuan tua
tersesat
dalam tubuhku.
Ia
mengingatkanku padamu
lewat
Hallo Bandoeng
yang
dengan lembut
diucapkannya
saban waktu.
Dan
konon, Nyonya
perempuan
tua itu
masih
mencari anak-cucunya
yang
ditakdirkan hidup abadi
dalam
sepotong refrain
pada
lagu Belandamu.
(Sungguh
aku tak mengenal siapa mereka
meski
perempuan malang itu terus saja bicara:
anakku
tentara, istrinya perempuan coklat dari Jawa).
Nyonya
tiap
kali perempuan tua itu
bicara
tentang rindu
aku
mengerti, betapa sia-sia ia hidup.
Tanpa
rendezvous, baginya, waktu
adalah
sebatang sungai yang tandus.
Pernah
suatu ketika
perempuan
tua itu berteriak:
anakku,
anakku!
keajaiban,
kini terdapat
pada
kepingan gulden dan bentangan kawat!
(Dan
benar, Nyonya.
betapa
ajaib akhirnya, gulden dan kawat
menyampaikan
maut ke kelu mulutnya).
Terkenang
perempuan tua itu
aku
bertanya, kenapa saat orang-orang
kehilangan
seluruh ungkapan dan kata-kata—
suara,
tiba-tiba jadi perkara paling menyiksa.
2013
Komentar
Posting Komentar