Langsung ke konten utama

Satu Sajak dari Tahun 2012


BAYAH


1/

Siapa yang berkeras mengenalkanmu padaku?

Jejak-jejak Tan Malaka, sebuah jembatan tua
90 ribu doa romusha, tersimpan di muara.

Ah, betapa perih menemukan tubuhmu
dalam harapan yang seutuhnya tenggelam.

Hingga saat, kibasan elang penghabisan
menghitamkan waktu, melenyapkan riwayatmu

aku tak benar-benar tahu

dendam dan bangkai kereta, di tubuhmu
terdesak mencapai pucuk-pucuk malamku.

2/

Segala yang tersaji, di muara terasing ini
sepertinya telah berakhir, tanpa sebuah janji.

Bahkan peristiwa 1943 yang menderu
sepanjang kekalahan: rel maut, nasib kelabu
tak meninggalkan penyesalan.

Banten selatan
tanah yang mewariskan luka dan batu bara
kiranya, tak lebih dari sepotong nisan.

3/

Adakah yang dapat aku ingat
dari keheningan hutan bakau
hingga puing-puing stasiun yang dingin.

Tubuh muara, coklat dan renta
sampan-sampan penuh beban, penuh kenangan
hilang di tepi akanan.


4/

Manakala kabut
mengepung hutan trembesi
segaris luka lama
yang disimpan tanah ini
kenapa lebih mendekati ilusi.

Bahkan saat burung-burung pagi
bernyanyi di akhir sajak ini
kenapa seluruh lelaki
tampak tak lagi meyakini
kilau merah matahari.


2012

dimuat di antologi Sauk Seloko, Dewan Kesenian Jambi (2012)

Komentar

  1. VICYAN ART - TIKE OF TOMATO | TITIAN ART
    TOMATO is an art dental implants form of the Asian wood and ceramic arts titanium trim hair cutter reviews that has taken titanium vs ceramic flat iron inspiration from the Chinese wood, ceramic arts. This unique titanium framing hammer art 2020 ford ecosport titanium form is the

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI PANJANG ANNA AKHMATOVA

REKUIEM 1935-1940 Bukan, bukan di bawah naungan langit asing atau di bawah perlindungan orang asing aku berbagi bersama saudara sebangsaku tapi di sana, di mana kemalangan bangsaku telah berlalu. (1961) PENGANTAR Pada hari-hari mengerikan rezim Nikolai Yezhov kuhabiskan tujuh belas bulan dalam antrean penjara di Leningrad. Suatu ketika, seseorang ‘mengenaliku’ di sana. Lalu seorang perempuan, berdiri di belakangku, yang, tentunya, tak pernah mendengar namaku, seketika tersentak dari lamunannya yang lesu —hal wajar bagi kami di sana—lantas bertanya ke padaku, berbisik di telingaku (di sana setiap pembicaraan hanya berlangsung lewat bisikan): “Bisakah kau jelaskan semua ini?” dan kujawab: “Ya, aku bisa.” Tiba-tiba sesuatu yang mirip senyuman terpancar pada apa yang selama bertahun-tahun cuma seraut wajah datar. (Leningrad, 1 April 1957)  PERSEMBAHAN Gunung-gunung menggelincir karena bencana ini, sungai-sungai besar tak lagi mengalir...

KISAH DI BALIK LAGU ABAH IWAN

Judul Buku:      Mentari Sang Kelana: Cerita dan Makna Lagu-lagu Iwan Abdulrachman Penulis:             Arie Malangyudo Penerbit:           Kepustakaan Populer Gramedia Tahun Terbit:    September, 2017 (Cetakan Pertama)   Halaman:          xii + 273 hlm; 14 cm x 21 cm ISBN:               978-602-424-676-1 Iwan Abdulrachman alias Abah Iwan adalah nama penting dalam khazanah musik balada (folks) Indonesia. Karakternya kuat. Karya-karyanya memukau dan mantap. Kiprahnya sebagai musikus membentang sejak usia 17 tahun hingga sekarang. Lewat buku Mentari Sang Kelana: Cerita dan Makna Lagu-lagu Iwan Abdulrachman; Arie Malangyudo berupaya menggali pesan sekaligus menyingkap asbabu-nuzul lagu-lagu yang ditulis sang maestro. Sejak 196...

Satu Sajak Abdulla Tuqai

PENGARUH Di saat paling sulit dan keras dalam kehidupan; Jika aku terbakar dalam api rindu dan kepedihan: Cepat kubaca sebuah bagian indah dari al-quran, Seluruh luka direnggut oleh tangan gaib yang terulur dari jiwa. Bahkan seluruh keraguan terbang dari hati dan aku pun mulai menangis: Dengan tangisan suci kuurai mutiara di pipi; Hatiku sungguh bersih, kubaca iman dan menjadi seorang mukmin; Rasa nyaman melingkupi: aku terbebas dari beban berat menghimpit ini; Ya Allah! Segala yang kau larang sepenuhnya tertolak dan rusak, ucapku. Aku pun bersujud dan berkata “Allah Maha Benar! Allah Maha Besar!” 1908